Diam-diam

Setiap tetes airmata terdapat namamu.
Setiap bulan seiring malam terdapat namamu.
Setiap fajar hingga senja terukir namamu.
Setiap doa dalam lima waktu terselip namamu.
Setiap saat ku menangis yang kuingat hanya kamu.
Seolah aku begitu dekat denganmu.
Seolah kamu adalah detakku dalam raga yang satu.
Hanya kenyataannya, kamu jauh bagai langit yang selalu biru.
Kamu semu bak bayang sepura dalam cermin rasaku.
Aku diam bak air sungai yang mulai keruh.
Kusimpan dalam hati yang mulai bergemuruh.
Cintaku hanya bisa diam dan kelabu.
Menatap matamu dari jauh sudah jadi kebiasaanku.
Terpesona dengan senyummu sudah jadi candu bagi hariku.
Diam dalam kerinduan dan asa untuk memilikimu.
Diam karena doa yang bisa ditaruh rapih untukmu.
Diam diam cinta dan diam diam merapuh.
🌿minrei.

Know

Aku tahu, langit dan bumi itu jauh berbeda.
Aku juga tahu, siang dan malam itu saling berperang.
Bahkan akupun tahu, alasan Tuhan memilih kamu untuk jadi awalan dari kisahku.
Karena Tuhan tahu, berawal darimulah rasa yang tak ternilai dimatamu begitu besar dimataku. Berawal darimulah rasa yang kecil ini tumbuh dengan cepat seiring dengan jalan yang kita lewati saat mentari sampai senja. Dan, berawal darimulah rasa yang menyakitkan ini datang dan mengusai setengah hati dan seluruh akalku. Setengahnya lagi tetap berdiri di hati yang sangat ku cinta tapi dalam nyata yang dicinta tak rela mencinta juga.
🌿minrei.

Fall

Kamu datang lalu membuat setitik senyuman dalam rasa teman.
Dan berkembang menjadi sayang.
Semakin hari semakin merubah keadaan.
Hingga terperangkap dalam lembah kenyamanan.
Kamu datang dan seakan ingin menetap di dasar pikiran.
Sampai saya lupa bahwa saya itu menyedihkan.
Dilepas begitu saja tanpa ada aba-aba.
Dicampakkan begitu kejam tanpa ampun.
Dibuang sangat jauh tanpa basa basi.
Kamu itu manusia atau iblis bertopengkan malaikat?
Sangat menjatuhkan namun terlalu manis untuk dilupakan.
🌿minrei.

Puisi Tentang Hazel

Hidup itu sederhana.
Hanya bisa menatap mata hazelmu yang cantik saja, saya sudah terpikat.
Hidup juga menyenangkan.
Karena saat mata teduhmu berpapasan dengan sorotku, itu sangat menyejukkan.
Bak angin membawa cinta.
Seolah waktu sangat berharga.
Layaknya hujan kala kemarau.
Semua begitu indah.
Sinar matamu, senyumanmu, sapaan hangat, sentuhan tak sengaja denganmu itu semua sangat menenangkan.
Hidup denganmu akan lebih dari segalanya.
Selamanya melihat mata nan elok ciptaan Tuhan yang juga jadi milikku nanti.
🌿minrei.

Hujan yang Malang

Hai hujan.

sudah lama tak saling sapa
sudah lama tak kunjung datang
sudah lama enggan memberi pesan rahasia
Jatuhnya rintik aku sendiri
menatap awan sendu dalam keheningan
Amarah terpendam jadi kedalam
sakit dan rindu menjadi satu
Cinta dan rahasia mulai terungkap
kenyataan bahwa aku mencintaimu semakin tak terbantahkan
walau akan sama seperti hujan
setelah jatuh lalu ditinggalkan.
🌿minrei.

Why?

"Jika tak ingin, kenapa harus ada basa basi?
Jika tak pantas, kenapa harus menatap sedalam itu?
Jika tak senang, kenapa harus tersenyum semanis itu?
Kenapa?
Ya, karena kamu menyukainya saat sedang sendiri. Bukan karena kamu butuh itu."
🌿minrei.

Lebih Dari Itu

"Jika lautan itu dalam, rasaku lebih dari itu
Jika daratan itu luas, rasaku lebih dari itu
Jika pelangi itu indah, senyummu lebih dari itu
Jika senja itu menenangkan, tatapanmu lebih dari itu
Begitu lebihnya hingga kamupun tak pernah tahu aku ada di dunia ini dan sedang merindukanmu saat ini."
🌿minrei.

Elemen Air

"Jika lautan, hujan dan sungai bersatu. Belum tentu sebanyak rasa rinduku yang hanya bisa terucap saat kutadahkan kedua tanganku menghadap kiblat di 5 waktu."
🌿minrei.

Cemburu dan Siapa

"Aku cemburu pada hujan, yang bisa menenangkanmu kala sunyi melanda.
Aku cemburu pada angin, yang bisa menemanimu saat hampa singgah dikala gundah.
Aku cemburu pada langit, yang bisa melihatmu tertidur lelap hingga pagi menyapa.
Aku cemburu, pada siapapun yang selalu lebih dekat denganmu meski hanya beda selangkah dariku.
Tapi aku sadar, aku siapa bagi hidupmu? Hanya sekedar pengagum jauh yang belum tentu kau tahu apa aku ada di dunia atau tidak."
🌿minrei.

Hujan dan Pengaduan

"Jika hujan bisa berbicara, sudah berapa rintikkah yang mengadu padamu bahwa aku disini sedang merindukanmu? Pasti tak terhingga bukan?"
🌿minrei.