Jumat, 11 Oktober 2019

Diam-diam

Setiap tetes airmata terdapat namamu.
Setiap bulan seiring malam terdapat namamu.
Setiap fajar hingga senja terukir namamu.
Setiap doa dalam lima waktu terselip namamu.
Setiap saat ku menangis yang kuingat hanya kamu.
Seolah aku begitu dekat denganmu.
Seolah kamu adalah detakku dalam raga yang satu.
Hanya kenyataannya, kamu jauh bagai langit yang selalu biru.
Kamu semu bak bayang sepura dalam cermin rasaku.
Aku diam bak air sungai yang mulai keruh.
Kusimpan dalam hati yang mulai bergemuruh.
Cintaku hanya bisa diam dan kelabu.
Menatap matamu dari jauh sudah jadi kebiasaanku.
Terpesona dengan senyummu sudah jadi candu bagi hariku.
Diam dalam kerinduan dan asa untuk memilikimu.
Diam karena doa yang bisa ditaruh rapih untukmu.
Diam diam cinta dan diam diam merapuh.
🌿minrei.

Rabu, 02 Oktober 2019

Know

Aku tahu, langit dan bumi itu jauh berbeda.
Aku juga tahu, siang dan malam itu saling berperang.
Bahkan akupun tahu, alasan Tuhan memilih kamu untuk jadi awalan dari kisahku.
Karena Tuhan tahu, berawal darimulah rasa yang tak ternilai dimatamu begitu besar dimataku. Berawal darimulah rasa yang kecil ini tumbuh dengan cepat seiring dengan jalan yang kita lewati saat mentari sampai senja. Dan, berawal darimulah rasa yang menyakitkan ini datang dan mengusai setengah hati dan seluruh akalku. Setengahnya lagi tetap berdiri di hati yang sangat ku cinta tapi dalam nyata yang dicinta tak rela mencinta juga.
🌿minrei.

Fall

Kamu datang lalu membuat setitik senyuman dalam rasa teman.
Dan berkembang menjadi sayang.
Semakin hari semakin merubah keadaan.
Hingga terperangkap dalam lembah kenyamanan.
Kamu datang dan seakan ingin menetap di dasar pikiran.
Sampai saya lupa bahwa saya itu menyedihkan.
Dilepas begitu saja tanpa ada aba-aba.
Dicampakkan begitu kejam tanpa ampun.
Dibuang sangat jauh tanpa basa basi.
Kamu itu manusia atau iblis bertopengkan malaikat?
Sangat menjatuhkan namun terlalu manis untuk dilupakan.
🌿minrei.